SIMALUNGUN - Kondisi tanaman kelapa sawit belum menghasilkan berusia 2 tahun milik Regional I PTPN III Kebun Bangun di Afdeling I, seluas puluhan hektar terkesan ditelantarkan semenjak awal ditanam pada tahun 2022 yang lalu.
Informasi terkait situasi areal dan kondisi aset milik perusahaan BUMN ini diungkapkan aktivis pemerhati perkebunan tanaman kelapa sawit di wilayah Kabupaten Simalungun, melalui sambungan pesan percakapan selularnya, Kamis (15/02/2024) sekira pukul 17.00 WIB.
Menurutnya, kondisi gawangan tampak tanaman rerumputan lebih dominan bila dibandingkan dengan tanaman kacangan di lokasi Afdeling I Kebun Bangun, Jalan Asahan Kilometer 14, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun.
"Semenjak ditanam bibit kelapa sawit, tanaman kacangan dan tumbuhan rumput bersaing, sehingga situasi areal itu seperti semak belukar, tidak terpelihara, " sebut Benny T Panjaitan dalam pesannya.
Kemudian, Benny T Panjaitan menerangkan, situasi tanaman kelapa sawit atau TBM 2 di areal itu memprihatinkan, meskipun ada anggaran pembiayaan pemeliharaannya. Namun, saat diamati secara teknis tidak terawat.
"Tanaman itu kurus dan warnanya hijau pucat, tidak ditemukan ada piringan dan kastrasi belum dikerjakan. Bagaimana mungkin Kebun ini lolos verifikasi RSPO dan ISPO ?, " tegasnya.
Selain itu, pihak manajemen.PTPN III Kebun Bangun ini dapat dikatakan anggap remeh terkait kondisi infrastruktur jalan produksi dan aktivis pemerhati perkebunan ini mempertanyakan perihal integritas pemangku jabatan setempat.
Baca juga:
Diagram Kerajaan Sambo, DPR Minta Polri Usut
|
"Program berkelanjutan tanaman kelapa sawit yang dicanangkan pemerintah untuk mewujudkan, Negara Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit berkelas dunia hanyalah sebatas Iming-iming saja, " tandas pria yang juga aktif menulis di salah satu media online ini mengakhiri.
Sementara, Manajemen Regional I PTPN III melalui Manajer Kebun Bangun Febrianto saat dihubungi dan dimintai tanggapannya melalui pesan percakapan selular, hingga berita ini dilansir ke publik terkesan enggan berkomentar.